Mutiara/Melani tampil di babak repechage yang berlangsung di SEA Forest Waterway, Tokyo Bay, pada Minggu (25/7/2021). Dalam perlombaan itu, Mutiara dan Melanie belum mampu tampil baik setelah finis terakhir. BESTPROFIT
Mereka membukukan waktu 8 menit 3, 19 detik dan berada di peringkat enam pada heat pertama. Hasil ini pun membuat mereka tak mampu melanjutkan pertandingan di empat besar. PT BESTPROFIT
Wolipop menghubungi Mutiara Rahma Putri, usai menjalani pertandingan di Olimpiade Tokyo 2020 tersebut. Mutiara berbagi kisahnya sebelum kini mewakili Indonesia sebagai atlet dayung di Olimpiade 2020. Rupanya Mutiara dulu termasuk anak yang menjadi korban bullying. PT BEST PROFIT
"Saya sekolah dulu waktu SD pernah dibully karena jelek dan hitam. Jadi sering dijauhin sama teman-teman. Ya saya mah santai aja menanggapinya," ucapnya kepada Wolipop. PT BESTPROFIT FUTURES
Tia demikian sapaan akrab Mutiara, merupakan lulusan SMP 7 dan kini sekolah di SMA 5 kota Jambi. Ia menceritakan awal mula ketertarikannya dalam olahraga dayung (rowing). BESTPROFIT FUTURES
"Awalnya saya tertarik karena dosen abang saya lagi cari cewek yang tinggi untuk jadi atlet rowing. Terus abang saya tawarin baru saya coba-coba dulu latihan. Karena saya dulunya atlet renang. Jadi olahraga apapun selalu saya tekuni, masuk rowing itu sekitar tahun 2017," kenang wakil Indonesia termuda di Olimpiade Tokyo 2020 itu.
Tia menuturkan suka duka menekuni dunia olahraga yang biasanya dilakukan di danau, waduk atau situ itu. Dia senang melakukan olahraga rowing karena bisa mendapat banyak teman.
"Lalu berlatih bersama-sama yang sangat seru dan hasil dari semua usaha yang sudah saya lakukan di olahraga rowing. Kalau duka, anak sebaya saya pasti lagi main-mainnya, tapi saya nggak bisa, saya harus latihan setiap hari, panas-panasan, hitam pastinya," ungkapnya.
sumber detik