Sehubungan dengan situasi Papua Barat dan Jawa Timur yang sempat rusuh, Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) mengkritik sosialisasi empat pilar kebangsaan yang dijalankan MPR. Program itu dinilai gagal mewujudkan pemahaman persatuan dan kesatuan NKRI. BEST PROFIT
"Program ini harus kita katakan gagal total untuk menyebarluaskan nilai-nilai kebangsaan ketika sepanjang pelaksanaannya kasus-kasus yang mencoreng nilai kebangsaan justru makin bertumbuh subur. Lihat saja pada masa kampanye pemilu, provokasi bernuansa SARA menjadi pengalaman sehari-hari dan melibatkan politisi-politisi yang ditugaskan untuk menyebarluaskan program kebangsaan empat pilar. Lalu muncul aksi seperti di Jawa Timur dan Papua ini," tutur peneliti Formappi, Lucius Karus, kepada wartawan, Selasa (20/8/2019).
Rentetan demo di wilayah Papua dan Papua Barat diduga dipicu bentrokan mahasiswa asal Papua dengan aparat di Surabaya dan Malang, Jawa Timur. Ada isu tindakan rasisme mewarnai bentrokan itu. Aksi di Manokwari dan Sorong, Papua Barat, berujung rusuh, sementara aksi di Jayapura, Papua, berlangsung tertib. BESTPROFIT
"Lalu apa pertanggungjawaban MPR atas.kasus ini? Saya kira ke depannya, program ini mesti dievaluasi agar tak terjebak pada semacam formalitas yang menggerus anggaran dan membuang-buang waktu saja," gugat Lucius.
Dia menuntut anggota MPR untuk menjadi teladan dalam hal penegakan empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Nilai-nilai persatuan dan kesatuan juga harus benar-benar dipraktikkan oleh para anggota MPR.
"Nilai utama empat pilar mestinya harus benar-benar dijauhkan dari motif politik pragmatis yang hanya peduli pada kekuasaan saja. Ketika motif kepentingan politik pragmatis yang menjadi dasar sosialisasi empat pilar, maka MPR tak lebih dari sekedar menjalankan proyek saja tanpa peduli dengan hasil nyata," kata Lucius. PT BESTPROFIT
Dimintai tanggapan secara terpisah, anggota MPR dari Fraksi PAN Saleh Daulay memberi tanggapan perihal keefektifan sosialisasi empat pilar dalam kaitannya dengan kerusuhan yang sempat terjadi di Papua. Menurut Saleh, kerusuhan itu perlu dilihat pada konteks masing-masing.
"Belum tentu terkait langsung dengan persoalan sosialisasi empat pilar kebangsaan," kata Saleh.
Menurut Sekretaris Fraksi PAN MPR ini, sosialisasi empat pilar dilakukan dengan jumlah yang terbatas, maka belum seluruh lapisan masyarakat tersentuh oleh sosialisasi itu. Anggaran sosialisasi juga dinilainya kecil. BESTPROFIT FUTURES
"Dalam konteks itulah, MPR menyadari perlu keterlibatan seluruh pihak dalam menanamkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan. Tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda dan ormas sangat diperlukan keterlibatan aktifnya. Dengan begitu, cakupannya bisa menjadi lebih luas," kata Saleh.
Sumber : Detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar