SuaraJawaTengah.id - Bagaimana keadaan warga Desa Wadung dan Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban, atau "kampung miliarder" sekarang?
Pada awal 2021, nama desa itu menjadi pusat perhatian. Mayoritas warganya kaya mendadak setelah mendapatkan kompensasi dari pembangunan kilang Pertamina.
Hampir tiap rumah ketika itu sanggup membeli satu mobil, bahkan tiga mobil baru sekaligus.
Setahun kemudian, sebagian warga mengeluh. Mereka mengeluh tidak punya pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Musanam (60) tidak begitu semangat ketika ditemui jurnalis blokTuban pada Senin (24/1/2022), pagi.
Dia sama sekali tidak mengira akan hidup sulit setelah menjual tanahnya.
Dia teringat kehidupan keluarganya sebelum datang kilang minyak. Musanam hidup tenteram bersama istri, dua anak, dan satu cucu. Mereka tinggal di atas lahan seluas 117 meter persegi.
Setelah datang rencana pembangunan kilang, Musanam akhirnya terbujuk untuk ikut menjual tanah seharga Rp500 juta.
"Saya mau melepas tanah dan rumah untuk kilang karena dijanjikan dipekerjakan sebagai pembersih rumput di area kilang minyak. Pekerjaan itu masih mampu saya kerjakan meskipun sekarang usia sudah 60 tahun," ujar Musanam.
Tapi pekerjaan yang dijanjikan tidak kunjung datang sampai sekarang, sementara uang ganti rugi lahan sudah dipakai untuk membeli tanah dan rumah baru di kampung baru.
Sekarang dia menyesal telah menjual tanah dan pindah secara mandiri ke tempat baru karena menjadi pengangguran.
Untuk biaya makan keluarga, dia sesekali mengandalkan pendapatan dari anak menantu.
Dia menjual satu per satu sapi di rumahnya. Dari enam ekor sapi, sekarang tersisa tiga ekor sapi.
Dia sudah putus asa menunggu janji perusahaan akan mempekerjakan anak menantunya di kilang minyak.
sumber suara