Jumat, 19 Juli 2019

TKN Bela Jokowi soal Utang yang Bertambah: PKS Lupa Konteks


Anggota Komisi XI DPR F-PKS Refrizal menyebut nasib anak cucu bangsa menjadi tak aman karena utang pemerintah yang terus bertambah. Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin menilai Refrizal tak paham konteks. BEST PROFIT

"Saya pikir Pak Refrizal lupa untuk bicara konteks. Jadi kalau ngomongnya nominal saja, maka akan kelihatan besar," ujar anggota TKN Jokowi-Ma'ruf, Eva Kusuma Sundari kepada wartawan, Jumat (19/7/2019). 

Eva menjelaskan besarnya utang pemerintah harus dibandingkan dengan Gross domestic product (GDP) atau produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Menurut dia, rasio utang Indonesia terhadap GDP paling rendah dibandingkan negara lainnya seperti Amerika Serikat (AS) dan China. 

"Oleh karena itu apa yang diomongkan pemerintah bahwa secara esensial kalau diitung denominatornya adalah GDP kita, GDP kita kan juga berlipat-lipat. Jadi kalau Bu Menteri Keuangan menyatakan aman bahkan menurun dibandingkan GDP itu realitasnya seperti itu memang. Jadi justru utang kita membaik jika dibandingkan dengan pertumbuhan GDP kita. Banyak negara yang jauh lebih besar dari utang dibandingkan GDPnya. Misalnya China, China kan angka terakhir ternyata utangnya 300% kali GDP mereka," tutur anggota DPR Komisi XI itu. BESTPROFIT

"Sementara kita ada UU Keuangan Negara yang sudah membatasi agar aman dan itu yang ditaati oleh Menkeu yaitu 2,9 kalau nggak salah dan dibatasi 3 persen defisit kita. Dan sementara dibanding GDP kita selalu kurang dari 60 persen. Sementara negara-negara lain bisa sampai 200 persen, Jepang 200 persen, Amerika sampai pernah 300 persen dan China sekarang juga 300 persen.Tapi negara-negara tersebut karena fundamentalnya bagus ya tidak dinyatakan dalam kerawanan," sambung Eva.

Karena itu, Eva menilai perekonomian pemerintah masih dalam taraf aman. Mengingat utang yang dimiliki tidak melenceng dari batasan yang ditetapkan UU Keuangan. 

"Jadi menurutku Pak Refrizal lupa untuk mengkontekskan jadi hanya dilihat angka nominalnya tetapi tidak dibandingkan dengan GDP, dan ini sesuai dengan UU, karena dalam UU Keuangan dinyatakan pembandingnya adalah GDP dan kita selalu di bawah yang diperbolehkan atau dibatasi UU. Jadi menurutku anak cucu kita walaupun secara nominal uangnya besar tapi perekonomian juga menguat, artinya kemampuan kita untuk mengembalikan juga besar," papar Politikus PDIP itu. PT BESTPROFIT

"Dan jangan lupa utang tersebut juga dinikmati oleh anak cucu juga berupa misalkan infrastruktur, ini kan memampukan mereka untuk berkembang di kemudian hari dan hal ini mendapatkan apresiasi dari internasional, sehingga capital inflow kan membaik luar biasa, jadi orang tidak melihat utangnya tapi kapasitas kita membayar itu. Ternyata aman karena capital inflow kita naik terus. Jadi menurutku nggak usah khawatir nggak usah pesimis," lanjutnya. 

Sebelumnya, anggota Komisi XI DPR F-PKS Refrizal heran pemerintah masih menganggap aman posisi utang yang sudah tembus ribuan triliun rupiah. Refrizal berbicara soal nasib anak cucu bangsa terkait utang pemerintah. Menurutnya, Kemenkeu bisa menyatakan posisi utang pemerintah aman karena belum dibayarkan.

"Kalau menurut saya banyak utang pasti masa anak cucu kita tidak bakal aman. Kalau sekarang tentunya masih aman karena belum bayar utangnya," kata Refrizal saat dimintai tanggapan, Kamis (18/7/2019). BESTPROFIT FUTURES

Sumber : Detik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar