Jumat, 25 September 2020

Menakar emas dan perdagangan berjangka komoditi dimasa Pandemi

Industri transaksi di bursa berjangka tahun ini naik 30 persen dibanding tahun yang sama saat kondisi kesehatan normal. Bahkan tahun 2020 belum habis.


Sby, MercuryFM – Masa pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung 8 bulan, membuat banyak industri tidak bekerja maksimal. Kondisi ini memicu perekonomian nasional di tepi jurang resesi. Namun tidak semua industri terimbas pandemi Covid-19. Stephanus Paulus Lumintang Direktur Utama PT Bursa Berjangka Jakarta (JFX) disela press gathering “Menakar Kekuatan Emas Hingga Akhir Tahun  Dan Peluang Perdagangan  Berjangka Komoditi ditengah Pandemi” pada Jum’at (25/09/2020) mengatakan, perdagangan berjangka malah terdampak positif. 

Paulus Lumintang kembali mengatakan, komiditi yang nilainya lebih tinggi dalam perdagangan berjangka dan cenderung naik dibandingkan komiditi lainnya saat pandemi, adalah kopi dan minyak sawit (fruit oil).


Menurut Paulus Lumintang industri perdagangan berjangka dapat bertahan di tengah pandemi, karena  bisnis ini tidak membutuhkan pertemuan tatap muka. “Semua bisa dilakukan dengan sistem on line yang diadaptasi perkembangan teknologi,” terangnya. 

Bisnis bursa berjangka merupakan bisnis high risk and high return. Yang artinya bisa mendapat keuntungan cepat dan nilainya tinggi tapi dengan resiko yang tinggi pula. “Karenanya butuh sosialisasi yang jelas kepada para calon investor,” tegas Fajar Wibhiyadi, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) di kesempatan yang sama.


Masyarakat calon investor harus memahami resiko yang bakal dihadapi, tata cara transaksi dan perusahaan yang legal sebagai tempat berinvestasi. Menurut Fajar dengan begitu, stigma negatif masyarakat akan bisnis bursa berjangka akan hilang. 

Sementara itu Pimpinan Cabang PT Best Profit Futures Surabaya, Kiki mengatakan, selain perdagangan berjangka, emas juga salah satu pilihan untuk berinvestasi di masa pandemi. “Kenapa sasaran tidak saham, property, tapi emas. Karena nilainya tidak mungkin sampai nol artinya aman,” jelasnya.


Kiki menambahkan, ketika harga emas akan terkoreksi karena fluktuasi, nasabah bisa melakukan beli atau jual, karena tetap untung. Kondisi ini yang membuat emas diminati.


Kiki kembali mengatakan di masa pandemi, harga emas mencapai nilai tertinggi dalam sejarah, yaitu USD 2074/Troy ons. Tapi sekarang cenderung kembali turun meski tidak terlalu tajam.


“Animo masyarakat terhadap investasi emas saat ini sangat tinggi. Kami yakin nasabah emas akan terus bertambah sampai akhir tahun. Melihat momen pergerakan emas yang terus bergairah hingga akhir tahun,” pungkasnya.(Alam) 

Sumber : Mercury FM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar