Jumat, 11 Juni 2021

Telepon Jokowi ke Kapolri Berujung Puluhan Pelaku Pungli Masuk Jeruji

 


Jakarta - 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menelepon Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menertibkan pelaku pungutan liar (pungli) di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Usai telepon itu, Polri bergerak cepat. Puluhan pelaku pungli pun diamankan.

Jokowi awalnya menelepon Jenderal Sigit karena adanya keluhan dari para sopir truk kontainer terkait pungli. Sopir itu mengeluh maraknya premanisme di Tanjung Priok.

"Pak Kapolri, pagi, nggak... ini saya di Tanjung Priok banyak keluhan dari para driver kontainer yang berkaitan dengan pungutan liar, pungli, di Fortune, di NBC PT, kemudian di Depo Dipa. Pertama itu. Yang kedua, juga kalau pas macet itu, banyak driver yang dipalak sama preman-preman. Ini keluhan ini, tolong bisa diselesaikan, itu aja Pak Kapolri," kata Jokowi seperti dalam video yang disiarkan YouTube Setpres, Kamis (10/6).

"Siap laksanakan, Bapak," jawab Jenderal Sigit.

Jenderal Sigit kemudian merespons cepat instruksi Presiden Jokowi. Dia meminta jajarannya menuntaskan praktik pungli dan preman yang adi di Tanjung Priok.

Total 49 Pelaku Pungli Ditangkap

Polisi bergerak cepat menangkap pelaku pungutan liar (pungli) di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, setelah adanya perintah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Total hingga saat ini ada 49 orang yang diamankan.

"Yang kami amankan ada 49 orang dengan peran masing-masing dengan kelompok dan pos masing-masing diamankan. Dari ruang lingkup Polres Jakut mengamankan 42 orang dan Polres Pelabuhan Tanjung Priok 7 orang," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya dalam jumpa pers di Mapolres Metro Jakarta Utara, Jumat (11/6/2021).

Yusri mengatakan para pelaku pungli ini tersebar di beberapa titik atau dikenal dengan pos yang berada di sepanjang jalan menuju pelabuhan. Mereka masing-masing meminta uang kepada para sopir truk kontainer yang lewat.

"Saya ambil contoh ada lima pos ya. Di pos 1, Fortune saja di pintu masuk security harus bayar Rp 2.000. Kemudian pos 2 masuk, biayanya masuk lagi Rp 2.000. Masuk ke pos 3, itu harus bayar Rp 2.000-5.000. Ini saya ambil kecilnya karena kalau siang itu beda dengan malam. Pengawasan siang lebih ketat," ujar Yusri.

"Pengawasan bayar min Rp 5.000, terakhir keluar dipo harus bayar lagi Rp 2.000. Jadi total di Fortune ini sekitar Rp 15 ribu. Satu hari bisa 300 kendaraan kontainer lo. Coba dikalikan. Sekitar Rp 6 juta yang dikeluarkan oleh sopir-sopir. Kemudian perusahaan DKM, ada 4 pos. Total semua per 1 kontainer ada Rp 11 ribu. Sehari bisa Rp 350-500 ribu untuk kendaraan per 1 kontainer, belum lagi preman-preman yang di luar itu. Sengaja buat macet, kemudian ketok kaca, minta uang," lanjutnya.

Polisi menduga adanya keterlibatan 'orang dalam' terkait pungli, simak selengkapnya.

sumber detik

Kamis, 10 Juni 2021

2 Penyidik Perkara Bansos di KPK Dilaporkan ke Dewas

 


Jakarta - Dua penyidik KPK dilaporkan ke Dewan Pengawas (Dewas) dengan dugaan pelanggaran etik. Mereka dilaporkan oleh seorang saksi dalam perkara dugaan suap yang menjerat mantan Menteri Sosial (Mensos) Juliari P Batubara.

Pelapor itu bernama Agustri Yogasmara alias Yogas. Namun Yogas enggan menyebut siapa dua penyidik yang dilaporkannya dan apa dugaan pelanggaran etiknya.

"Ya ada aduanlah, laporan dari saya gitu," ucap Yogas di gedung Anti-Corruption Learning Center (ACLC), yang juga menjadi kantor Dewas KPK, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis (10/6/2021).

Yogas sebelumnya dikaitkan dengan salah satu anggota DPR bernama Ihsan Yunus. Namun, dalam persidangan, Yogas menepisnya.

Dari informasi yang didapat detikcom dari salah satu sumber internal KPK, dua penyidik yang dilaporkan Yogas ke Dewas KPK adalah seorang pegawai yang tidak lulus tes wawasan kebangsaan (TWK) dan seorang lagi merupakan pegawai yang lulus. Keduanya menangani perkara dugaan suap eks Mensos Juliari terkait pengadaan bansos untuk penanganan COVID-19.

"Mungkin seperti itu (dugaan langgar etik), nanti tergantung tim majelis yang memutuskan sih, tapi intinya tim Dewas KPK hebat, sangat objektif," kata Yogas.

"Untuk (sidang) hasilnya belum tahu, tapi alhamdulillah tim majelis Dewas sangat baik sekali, sangat bijaksana sekali. Mudah-mudahan semua berjalan dengan lancar dan alhamdulillah semuanya sudah berjalan dengan lancar," imbuhnya.

sumber detik

Rabu, 09 Juni 2021

Dalam 3 Hari, Kasus COVID-19 di Bangkalan Naik 240 Persen

 


Surabaya - Kasus positif COVID-19 di Bangkalan membeludak. Padahal, pada Sabtu (5/6) lalu, kasus aktif di Bangkalan masih berjumlah 56. Kini, naik sekitar 240 persen menjadi 190 kasus aktif.

"Untuk saat ini, Bangkalan menjadi daerah dengan kasus aktif terbanyak di Jatim yakni 190 kasus," ujar Jubir Satgas COVID-19 Jatim Dr Makhyan Jibril saat dikonfirmasi detikcom, Rabu (9/6/2021).

Sejak IGD RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan lockdown pada Minggu lalu, kasus COVID-19 di Bangkalan meledak. Ditambah adanya random tes COVID-19 di Jembatan Suramadu.

Dari data Satgas COVID-19 Jatim, pada Minggu (6/6), kasus positif Corona di Bangkalan bertambah 25. Lalu pada Senin (7/6), bertambah 40. Pada Selasa (8/6) kemarin, bertambah 80 kasus. Total dalam 3 hari, ada penambahan 145 kasus baru di Bangkalan.

Dalam rentan 3 hari itu juga, jumlah pasien COVID-19 yang sembuh di Bangkalan hanya bertambah satu orang saja. Sedangkan pasien yang dinyatakan meninggal dunia selama tiga hari sebanyak 10 orang.

Dari 190 kasus aktif di Bangkakan, 150 pasien saat ini dirawat di Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI). Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur Dr Soetrisno sudah memprediksikan pelonjakan kasus di Bangkalan.

"Isu terbaru, kasus COVID-19 meledak di Bangkalan, sebenarnya dari segi berita mengagetkan, tapi dari segi ilmu kita sudah memprediksikan," ujar Dr Soetrisno, Ketua IDI Jatim usai acara Restorasi Humanisme Pendidikan Kedokteran di Kantor DPW NasDem Jatim, Selasa (8/6/2021).

Soetrisno menilai, kepatuhan warga akan protokol kesehatan menurun. Hal itu diperparah dugaan munculnya varian COVID-19 baru di Bangkalan, Madura.

"Tipikal virus itu, semakin adanya pertemuan, rawan sekali menyebar, apalagi, kalau penerapan prokes mulai tidak disiplin. Soal varian baru juga, karena kita identifikasi di Bangkalan banyak teman kita yang bekerja migran pulang dan itu yang dicurigai. Tapi tetap saja bahwa varian baru tetap menunggu pemeriksaan genetik," terangnya.

SUMBER detik

Selasa, 08 Juni 2021

PPDB Jakarta dari Situs Error Hingga Masa Pengajuan Akun Diperpanjang

 


Jakarta - Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru atau PPDB DKI Jakarta 2021 dimulai Senin, 7 Juni 2021 untuk jalur Prestasi dan jalur Perpindahan Orang Tua dan Anak Guru jenjang SMP, SMA, dan SMK. Sejumlah kendala ditemui pendaftar saat melakukan pengajuan akun pada situs https://ppdb.jakarta.go.id.

Ombudsman DKI Jakarta menemukan dua masalah di hari pertama PPDB DKI Jakarta Tahun 2021. Kepala Kantor Ombudsman Perwakilan Jakarta Raya Teguh P Nugroho mengatakan salah satu yang disoroti kemampuan server mengatasi kunjungan tinggi.

"Pertama kemampuan server dalam mengatasi tingginya traffic pendaftaran sehingga orang tua mengalami kesulitan untuk mengakses laman pendaftaran dan pastinya bukan karena leletnya internet dari pihak orang tua karena infrastruktur internet Jakarta sangat memadai," kata Teguh saat dihubungi, Senin (7/6/2021).

"Kedua, ada keluhan dari orang tua siswa terkait kolom asal sekolah yang tidak kunjung muncul. Ini seperti yang terjadi dua tahun yang lalu," jelasnya.

Teguh mengatakan permasalahan ini membuat para orang tua kesulitan mengakses website pendaftaran. Dia meminta agar Dinas Pendidikan DKI Jakarta segera menyelesaikan masalah ini.

"Dinas Pendidikan DKI harus segera menyiapkan mitigasi agar problem ini bisa segera diantisipasi," ujarnya.

sumber detik


Senin, 07 Juni 2021

Kisah Manis Bertemu Jodoh dari Telepon Salah Sambung

 


Bandung - Siapa sangka wanita yang sedang mengalami patah hati ini, malah mendapatkan pria pengganti obat sakit hatinya melalui telepon salah sambung. Ia menjalin asmara dengan pria yang tidak ia kenal sama sekali dan menelepon rumahnya. BEST PROFIT

Wanita tersebut bernama Emma Kania yang menemukan jodohnya lewat telepon salah sambung. Ia ingat betul pada zaman 2000-an telepon genggam (handphone) belum se-populer saat ini. PT BESTPROFIT

Jika ingin berkomunikasi, ia hanya mengandalkan telepon umum dan telepon rumah. Saat itu Emma baru patah hati selalu menangis di kamarnya. BESTPROFIT

"Zaman dulu masih belum musim handphone, adanya telepon rumah dari salah sambung ealah jadi jodoh," kata Emma, Jumat (4/6/2021). PT BESTPROFIT FUTURES

Pada 2003, saat itu Emma sedang patah hati karena putus cinta. Tiba-tiba telepon rumahnya berdering, "Pas telepon nanyain siapa gitu awalnya sudah lupa tapi aku bilang salah sambung, ujungnya minta kenalan. Ya kali orang lagi patah hati ada yang mengajak kenalan cowok, ya di-iya-in aja," tutur Emma seraya tertawa. BESTPROFIT FUTURES

Wanita yang berasal dari Bandung, Jawa Barat ini menerima telepon dan pria bertanya nama yang tak ia kenal. Emma pun ingin mengakhiri panggilan telepon dari pria yang belakangan diketahuinya bernama Galih Purniawan. "Terus akhirnya sering telepon, nanya kabar dan lain-lain," kenangnya.

sumber detik


Jumat, 04 Juni 2021

Terry Putri Tak Ingin Buru-buru Menikah karena Pelarian



Jakarta - Terry Putri hingga saat ini masih betah dengan status jandanya. Ia pun mengatakan tak ingin buru-buru menikah dengan alasan pelarian karena butuh sosok pria.

"Aku mah sekarang kerasa banget emang butuh ya (pria), ternyata iya ya gue butuh pasangan. Tapi ya jangan lagi begitu ada kejadian ini kehidupannya lagi nggak enak malah bersuami, jadi serba salah," ungkap Terry Putri saat ditemui di kawasan Trans TV, Jakarta Selatan.

Meski mengaku sudah memiliki kekasih hati, Terry Putri tetap tidak ingin terlalu terburu-buru dalam mengambil keputusan untuk menikah.

BEST PROFIT

BESTPROFIT 

PT BESTPROFIT 

PT BEST PROFIT 

PT BESTPROFIT FUTURES

BESTPROFIT FUTURES 

sumber detik

Kamis, 03 Juni 2021

Makelar Perkara di Internal KPK Bukan Isapan Jempol Semata

 


Jakarta - AKP Stepanus Robin Pattuju, eks penyidik KPK yang ditetapkan tersangka penerima suap sungguh mengagetkan publik. Oknum internal KPK yang bermain rasuah menjadi bukti bahwa adanya makelar kasus di KPK bukan isapan jempol semata.

AKP Robin merupakan penyidik dari Polri yang ditugaskan di KPK. Dia tengah diproses hukum di KPK karena diduga menerima suap dari Wali Kota Tanjungbalai nonaktif M Syahrial.

"Terperiksa meminta uang dan untuk mengamankan saksi M Syahrial yang disepakati jumlahnya Rp 1,5 miliar. Untuk tahap awal sebagai biaya operasional, untuk tim, sejumlah Rp 200 juta," ucap Anggota Dewan Pengawas (Dewas) KPK Albertina Ho, dalam pertimbangan putusan sidang etik AKP Robin, pada Senin (31/5/2021).

Dewas menyatakan Robin bersalah melanggar etik dan dipecat dari posisinya sebagai penyidik KPK.

Terungkapnya perkara AKP Robin, memunculkan sejumlah fakta lain yang menyebut bahwa AKP Robin tak hanya menerima suap dari M Syahrial. Ada sejumlah nama yang juga menyetor duit agar perkara di KPK tidak ditindaklanjuti.

sumber detik