Jumat, 08 Desember 2017

Apa Kata Rakyat Palestina di Jerusalem?

PT BESTPROFIT - Keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel menuai kemarahan seluruh dunia.


Namun, bagi penduduk Palestina yang tinggal di Jerusalem, mereka tidak terkejut dengan pernyataan Trump. BESTPROFIT

Warga Palestina yang bermukim di Jerusalem Timur berkata, mereka sudah paham bahwa nasib mereka sudah ditentukan oleh pihak asing.  BEST PROFIT


Sementara yang lain memilih menyalahkan Pemerintahan Palestina yang tidak mampu memperjuangkan Jerusalem.

Inilah pendapat beberapa orang seperti dilaporkan Al Jazeera Rabu (6/12/2017):

Thaer Mitwali, 30 tahun, Mahasiswa Jurusan Film
Mitwali menyatakan, sejak awal Pemerintahan Palestina tidak memperjuangkan Jerusalem, baik secara finansial, kebudayaan, maupun sektor pendidikan.

"Problemnya terletak pada para politisi yang mengabaikan Jerusalem. Bagi mereka, ibu kota hanyalah Ramallah.

Rania Elias, Direktur Pusat Kebudayaan Yabous
Elias mengaku terkejut karena dunia mengutuk pernyataan Trump.

Sejak awal, menurut Elias, AS tidak pernah menempatkan utusan untuk mengupayakan perdamaian di Jerusalem.

"Para pemimpin Palestina harus mempererat persatuan dan bergerak maju," tegas Elias.

Caranya, Palestina harus menghentikan hubungan baik dengan AS maupun Israel.


Elias berharap negara-negara Arab bersedia membantu. Selain itu, dia juga mengajukan solusi agar Palestina bisa mendekati Rusia dan China.

Imad Muna, 50 tahun, Pemilik Toko Buku dan Kafe
Muna berujar, jika Trump menyatakan bahwa Jerusalem Barat adalah ibu kota Israel, maka dia akan diam. 


"Masalahnya, Trump mengakui keseluruhan Jerusalem sebagai ibu kota Israel. Jelas pernyataan ini menjadi masalah," tegas Muna.

Dia percaya, sebuah tindakan harus dilakukan pemerintah dan rakyat Palestina untuk menyikapi isu yang sangat serius ini.

Husam Ghosheh, 28 tahun, Pekerja Teater
AS, dalam kaca mata Ghosheh, sudah tidak lagi berperan penting dalam perdamaian dunia. "Lebih tepat jika mereka disebut musuh," kecamnya.

Hal terakhir yang bisa dilakukan oleh komunitas internasional adalah menyatakan protes terhadap AS di seluruh kedutaan besarnya.

Shahd Yasin, 28 tahun, Koordinator Teater Ishtar
Dia tidak terkejut dengan ucapan presiden 71 tahun tersebut.

"Biarkan AS berkata seperti yang mereka inginkan. Sejauh yang saya pahami, Jerusalem adalah milik Palestina, dan seterusnya begitu," ujar Yasin.

Sumber : Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar