Rabu, 18 Agustus 2021

Angkot Nyasar ke Jerman dan Mobil Pilihan Taliban

 

Jakarta - Dunia otomotif mungkin masih tengah berjuang bangkit di saat pandemi COVID-19 yang tak kunjung selesai. Meski demikian tercatat ada beberapa artikel otomotif yang mampu menarik perhatian Otolovers.

Nah penasaran, simak ulasannya berikut ini:

1. Angkot Nyasar ke Jerman

Nostalgia menggunakan jasa angkutan umum atau angkot sepertinya menjadi menjadi alasan utama mahasiswa Kunsthochschule Für Medien (Academy of Media Arts Cologne) asal Indonesia ini untuk mengubah Volkswagen Transporter (T4) tahun 1994 menjadi sebuah angkot. Wajar jika artikel ini menjadi artikel terfavorit di oto.detik.com. BEST PROFIT

Dikutip dari Deutsche Welle, Jumat (13/8/2021) mahasiswa Indonesia bernama Hajar Asyura itu sedang mengenyam pendidikan di Kunsthochschule für Medien (Academy of Media Arts Cologne). BESTPROFIT

Dia mengubah mobil VW T4 keluaran tahun 1994 menjadi angkot. Karyanya dipajang dalam pameran terbuka mahasiswa di kampus seni yang terletak di Köln, Jerman itu. PT BESTPROFIT

"Ide awalnya dulu, balik lagi pas dulu gue datang pertama kali ke Jerman. Salah satu hal yang bikin gue terkesan sistem transportasinya di sini yang sangat sangat maju," kata Hajar.

"Gue refleksikan kembali ke sistem transportasi yang ada di Indonesia. Sangat ikonik, dan mungkin sangat dominan juga adalah tidak lain, tidak bukan yaitu angkot," sambung dia. PT BEST PROFIT

Beberapa detail dibuat semirip mungkin dengan angkot yang ada di Indonesia. Pertama, stiker trayek dan kode nomor. Hajar memasangkan trayek angkot Thielenbruch - Bonn Bonn Hauptbahnhof (HBF). PT BESTPROFIT FUTURES

Pada bagian samping, Hajar juga menempelkan berbagai stiker yang identik dengan jejeran angkot di Indonesia. Misalnya tulisan "Angkutan Kota", kata mutiara "Pulang Malu, Nggak Pulang Rindu" hingga kata plesetan seperti "New Fear The Me Anak Is Three" (nyupir demi anak istri)

Selayaknya angkutan kota yang ada di Indonesia. Bagian dalam mobil juga dimodifikasi, formasi bangku dibuat saling berhadapan antara baris sebelah kiri dengan baris sisi kanan.

Perbedaan konfigurasi terletak pada bukaan pintu yang berada di sebelah kanan. Sebab Jerman diketahui merupakan negara dengan kemudi di sebelah kiri. BESTPROFIT FUTURES 

Angkot buatan Hajar tersebut menarik diaspora Indonesia yang datang ke pameran.

"Sangat senang, baru pertama kalinya gue ngeliatin angkot model seperti ini di Jerman," ujar Ihsan.

2. Mobil Pilihan Taliban




Untuk artikel kedua yang mampu menyihir pembaca oto.detik.com ialah mobil pilihan Taliban. Kembali memanasnya Timur Tengah dengan berhasilnya Taliban menguasai ibu kota Kabul, ikut membuat kendaraan yang kerap digunakan Taliban menjadi menarik untuk diketahui.

ada satu fakta unik terkait otomotif yang melekat di Taliban dan beberapa kelompok separatis lainnya di Timur Tengah. Fakta unik itu adalah soal penggunaan mobil pikap Toyota Hilux sebagai kendaraan operasional mereka.

Dikutip dari laman Jalopnik, Toyota Hilux merupakan pilihan kendaraan tepat bagi kaum separatis. Mobil buatan Jepang ini telah teruji durabilitasnya di berbagai jenis jalan. Saking banyak yang menggunakan, bagi mereka Toyota Hilux bisa diibaratkan senapan AK-47 atau basoka RPG-7.

Dalam program otomotif Inggris, Top Gear, Hilux pernah diuji coba secara ekstrem dengan menabrakkannya ke pohon, kemudian membakarnya, serta menenggelamkannya ke laut, hingga menjatuhkan sebuah bangunan di atasnya. Dan ajaibnya mobil tersebut masih bisa bekerja.

Sebuah jurnal mengatakan jika Toyota Hilux memiliki konstruksi yang kuat berkat rancangan body-on-frame atau biasa disebut ladder frame. Sasis ini memiliki bodywork yang dipasang di atas sasis baja sejajar, dan itu jauh lebih kokoh daripada kebanyakan mobil masa kini yang pakai sasis monokok.

Berkat bodinya yang kokoh, Toyota Hilux bisa dipakai dalam jangka panjang. Menurut salah seorang pejabat Toyota, Hilux bisa menempuh jarak sejauh antara 320 ribu km hingga 480 ribu km. Hilux juga lebih ringan bobotnya jika dibandingkan kendaraan taktis betulan. Sehingga dipastikan lebih lincah.

Jika membicarakan harganya pun, Hilux jauh lebih murah. Pada 2017, mobil ini dibanderol di kisaran USD 22.000 (Rp 316,2 juta), sementara itu mobil lapis baja seperti Humvee harganya bisa mencapai USD 220.000 (Rp 3 miliar) dan Joint Light Tactical Vehicle (JTLV) harganya tembus USD 500.000 atau setara Rp 7,1 miliar. Tak hanya harganya yang lebih mahal dari Hilux, kedua mobil rantis itu tentunya juga bakal lebih sulit dicari di dealer-dealer lokal.

Dan meski jauh lebih murah dibanding kendaraan lapis baja betulan, Toyota Hilux bisa membuktikan diri bahwa mereka merupakan kendaraan yang battle proven di kancah peperangan.

Sebagai buktinya, pada 1987 kelompok Chad yang menggunakan pikap Hilux berhasil mengalahkan tentara Libya pimpinan Muammar al-Gaddafi. Lalu di tahun 2014 silam, kelompok ISIS yang mengendarai pikap Toyota juga mampu mengalahkan tentara Irak yang disokong rantis Humvee.

sumber detik


Tidak ada komentar:

Posting Komentar