PT BESTPROFIT - Direktur Yayasan Prasasti Perdamaian Taufik Andrie mengungkap Jamaah Ansharut Daulah (JAD) merupakan organisasi teroris yang berbaiat pada ISIS sejak 2015. Pendirian organisasi ini digawangi oleh Aman Abdurrahman setelah berpisah dari Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) pimpinan Abu Bakar Ba'asyir. BESTPROFIT
"Jaringan mereka besar tapi apakah persebaran mereka merata, itu yang susah ditelisik. Sedangkan JAT sendiri sudah mulai vakum setelah Abu Bakar Ba'asyir semakin tua dan fisiknya lemah," kata Taufik ketika dihubungi detik.com, Senin (14/5/2018). BEST PROFIT
Kelahiran JAD dilakukan setelah Aman Abdurrahman, terpidana 9 tahun penjara atas kasus pelatihan terorisme di Aceh, melakukan baiat kepada ISIS. Kelompok Aman ini belum menemukan bentuk kegiatan jelas tetapi terus melakukan berbagai aktivitas kajian dan rekruitmen. Agenda kegiatan yang belum jelas itu, kata Taufik, seperti bagaimana mengirim orang ke Suriah, melakukan penggalangan dana, membuat tabligh akbar, dan menggalang dukungan.
Laporan Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) berjudul The Evolution of ISIS in Indonesia, 24 September 2014, menyebutkan aksi baiat Aman diikuti para narapidana teroris di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Jakarta.
Aman juga memiliki jaringan komunikasi dengan Majelis Indonesia Barat (MIB) di bawah pimpinan Abu Roban. Hubungan ini terus dipelihara walaupun Abu Roban tewas dalam serangan polisi di Jawa Tengah, 2013. Malah mereka melakukan rencana latihan gabungan antara MIB dan Majelis Indonesia Timur (MIT) di Bima, Nusa Tenggara Barat tapi tak terlaksana.
Data pemberitaan detik.com menyebutkan pasca bom Kampung Melayu, 24 Mei 2017, polisi mengemukakan JAD juga dikenal sebagai Jamaah Anshorut Daulah Khilafah Nusantara (JADKN). Dia satu dari 21 kelompok pendukung ISIS bersama MIT dan MIB, Ikhwan Mujahid Indonesi fil Jazirah al-Muluk, Khilafatul Muslimin dan lainnya.
Pada Januari 2017, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengategorikan JAD sebagai kelompok di Indonesia yang paling mendukung ISIS. JAD juga disebut sebagai organisasi payung yang terdiri dari ratusan simpatisan ISIS yang berada di seluruh penjuru Indonesia.
Aksi teror JAD menargetkan polisi sebagai sasaran. Beberapa aksi mereka antara lain bom Thamrin, bom di Polres Surakarta, penyerangan Mapolres Banyumas, bom panci di Cicendo Bandung, baku tembak di Tuban, Jawa Timur, penyerangan Pospol Cikokol Banten, pengeboman Gereja Oikumene Samarinda. JAD juga diduga menyiapkan bom besar untuk Istana Negara pada 11 Desember 2016 tapi berhasil digagalkan.
Bahrun Naim, pentolan ISIS asal Indonesia di Suriah, mengajarkan pembuatan bom memanfaatkan internet. Mereka mengembangkan bom panci dengan bahan peledak yang diisi dengan alat dapur.
Departemen Luar Negeri AS menyatakan JAD sebagai salah satu kelompok teroris dengan dua lusin lebih anggota. Negara itu melarang pengusahanya bekerjasama dengan JAD.
Aman dan seorang militan di Suriah Bahrumsyah mendapat sanksi transaksi keuangan. Menurut AS, sanksi ini untuk memutus rantai pendanaan. Selama ini aksi aksi teror JAD mendapat dukungan pendanaan dari Suriah.
Sedikitnya 30 anggota JAT telah dihukum karena terkait aksi terorisme, termasuk Aman Abdurrahman yang tengah menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan terkait sejumlmah aksi pengeboman.
Sumber : Detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar