Pegiat media sosial Denny Zulfikar Siregar menepis tudingan pihak-pihak tertentu bahwa dirinya seorang buzzer bayaran untuk kepentingan istana. Ia juga menolak disebut sebagai penyebar hoax yang kebal hukum. Selama ini yang terjadi bukan karena dirinya kebal hukum, tapi pihak-pihak yang melaporkan atau menggugat itu tak punya alat bukti kuat. BEST PROFIT
"Tapi ketika mereka gagal di kepolisian, lalu membangun opini atau membuat framing seolah saya kebal hukum," kata Denny kepada Tim Blak-blakan.
Karena itu ketika ada pihak yang kembali akan melaporkan dirinya ke polisi terkait video "Penggal Jokowi", lelaki kelahiran Medan, 3 Oktober 1973 itu menyatakan dirinya tenang-tenang saja. "Silahkan saja, kita lihat buktinya apa?," ujarnya. BESTPROFIT
Sebagai pegiat media sosial, Denny mengaku sangat independen dalam melakukan aktivitasnya. Dia menulis berdasarkan pengamatan dan analisis pribadinya, bukan karena ada pasokan informasi dari pihak tertentu. Juga tidak menulis karena ada pesanan atau pertimbangan uang.
"Saya menulis ya karena saya ingin menulis. Bukan karena dibayar, apalagi disebut sebagai buzzer istana. Apa buktinya?," ujar Denny. PT BESTPROFIT
Untuk menghidupi kesehariannya, dia mengaku menjadi penulis di dua media online hampir setiap hari dengan imbalan tertentu. Juga dari hasil penjualan dan royalti empat buku yang telah diterbitkannya. Bila ditotal, pendapatannya sudah sangat memadai. "Pendapatan saya mungkin jauh lebih besari dari gaji seorang komisaris," ujar dengan penuh percaya diri. BESTPROFIT FUTURES
Sumber : detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar