Jumat, 23 November 2018

Rupiah Bobol Dolar AS, Ini Penjelasan Bank Indonesia

Rupiah Bobol Dolar AS, Ini Penjelasan Bank Indonesia
BEST PROFIT - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Dolar AS yang masih mencari bentuk permainan terbaik berhasil dibobol oleh rupiah.

Pada Kamis (22/11/2018), US$ 1 dibanderol Rp 14.595 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat tipis 0,03% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari kemarin.

Seiring perjalanan pasar, rupiah semakin menguat meski masih dalam rentang terbatas. Pada pukul 08:14 WIB, US$ 1 diperdagangkan Rp 14.580 di mana rupiah menguat 0,14%.  BESTPROFIT


Bank Indonesia (BI) melihat, penguatan rupiah didorong oleh kecemasan terhadap pelemahan ekonomi global dan terlalu cepatnya kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS). PT BESTPROFIT

"Ini menyebabkan dalam sepekan lalu harga saham terutama sektor teknologi berjatuhan di seluruh kawasan," kata Nanang kepada CNBC Indonesia, Kamis (22/11/2018).

"Pelemahan ekonomi kembali terjadi di Jerman dan Jepang, di mana pertumbuhan ekonominya pada kuartal III-2018 terkontraksi masing-masing -0,2% dan -0,3%," jelasnya.

Menurut Nanang, pasar saham pada hari ini merespons positif pernyataan bank sentral AS (The Federal Reserve) yang memberikan pernyataan yang lebhi dovish mengenai arah kebijakan moneter ke depan.

Ekpektasi The Fed yang akan memperlambat laju kenaikan bunga acuan pun tercermin dari Fed Fund Future Index untuk 2019 yang turun ke 2,76% dibandingkan dot plot Fed Fund Rate yang dirilis Federal Open Market Committe (FOMC) 2018 -2019.

"Kondisi tersebut menyebabkan dolar AS melemah terhadap mata uang utama Euro dan poundsterling. Dorongan penguatan Euro dan poundsterling juga dipicu oleh ekspektasi melunaknya sikap pemerintah Italia untuk menyesuaikan kembali budget plan," kata Nanang.

"Dan menyusul rencana dialog antara perdana menteri Italia dan EU Commissione President, serta sikal Deputi Perdana Menteri Italia hari ini yang menunjukkan peluang kompromi dengan Uni Eropa," tegas Nanang.

Sumber : Detik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar