Senin, 22 Oktober 2018

4 Tahun Jokowi-JK, Apa Kabar Proyek Kereta Cepat JKT-BDG?


BEST PROFITPemerintahan Jokowi-JK sudah berkuasa selama 4 tahun. Banyak proyek infrastruktur yang telah digarap, mulai dari proyek infrastruktur kecil hingga mega proyek seperti proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Menarik membicarakan proyek ini, cukup banyak cerita, baik kontroversi hingga sematan julukan sindiran dari partai oposisi. Mulai dari disebut 'kecebong' hingga disindir komikus Jepang. BESTPROFIT 
Namun progres dari proyek ini tak sebanyak cerita yang dihasilkan. Proyek ini selalu terkendala masalah pembebasan lahan dan berdampak pada pencairan pendanaan yang sulit dari China. PT BESTPROFIT

Mari kita flashback perjalanan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang berjalan lambat:

Mega proyek ini sebenarnya sudah digagas di era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Rencana proyek itu pun bergulir hingga era kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi).

Pada awal pemilihan investor saja proyek ini sudah menimbulkan kontroversi. Awalnya pemerintah melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memang melakukan studi kelayakan dengan Japan Internasional Corporation Agency (JICA). 

Studi saat itu dilakukan untuk membangun kereta semi cepat Jakarta-Surabaya, dengan jarak sepanjang 748 km. Dana untuk melakukan studi tersebut ditalangi oleh JICA. 

Proses studi kelayakan pun dimulai pada awal 2014. Besaran dana pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya pun diperkirakan mencapai Rp 100 triliun.

Setelah melalui berbagai pertimbangan baik ekonomi maupun politik, akhirnya pemerintah memutuskan untuk membangun kereta cepat secara bertahap. Pemerintah memutuskan untuk membangun dengan rute Jakarta-Bandung terlebih dahulu sepanjang 142,3 km dengan 4 stasiun Halim, Karawang, Walini dan Tegalluar Bandung yang nilai awal proyeknya senilai Rp 67 triliun.

Namun setelah konsep matang, pemerintah justru melakukan lelang terbuka bagi negara-negara yang tertarik dengan proyek itu dan masuklah China. Pemerintah akhirnya justru memilih China ketimbang Jepang untuk mengarap proyek Kereta Cepat JKT-BDG.

Jepang sendiri menawarkan pinjaman proyek dengan masa waktu 40 tahun berbunga hanya 0,1% per tahun dengan masa tenggang 10 tahun, padahal sebelumnya bunga yang ditawarkan Jepang sampai 0,5% per tahun.

Sementara itu, proposal China menawarkan pinjaman dengan bunga lebih tinggi namun jangka waktu lebih panjang. China menawarkan proposal terbaiknya dan menawarkan pinjaman sebesar US$ 5,5 miliar dengan jangka waktu 50 tahun dan tingkat bunga 2% per tahun.

Keputusan itu pun sempat mendapatkan sindiran dari Komikus Jepang, Onan Hiroshi. Banyak warganet asal Indonesia yang marah akibat komik yang terdiri dari dua halaman itu.

Hiroshi menyindir proyek yang dilakukan groundbreaking Januari 2016 lalu itu lewat coretan gambar di sebuah komik digital.

Diceritakan bagaimana awal dari rencana pembangunan kereta cepat tersebut dibangun oleh Jepang. Pihak Jepang sudah melakukan studi terkait rencana pembangunan mega proyek tersebut.

Hasil studi Jepang kemudian diserahkan ke Indonesia. Akan tetapi, data tersebut justru diberikan kepada China yang kemudian diberikan wewenang membangun proyek kereta cepat yang menghubungkan Jakarta-Bandung.

Dalam komik tersebut juga digambarkan bahwa pihak China dipilih karena menawarkan proyek dengan nilai yang jauh lebih murah dibandingkan Jepang.

Namun, dua tahun berselang mega proyek ini tak kunjung menunjukkan perkembangan yang berarti. Hiroshi menggambarkan Jokowi merayu Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe untuk membantu kelangsungan proyek tersebut lagi.

Akan tetapi, pihak Jepang pun tidak terima dengan permintaan tersebut. Sebab, pemerintah Indonesia sudah terlanjur memilih China sebagai kontraktor proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Digambarkan pula masyarakat Jepang yang kesal sambil melemparkan batu ke arah Jokowi.

Sumber : Detik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar