PT Koka Indonesia Tbk resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (11/10). Dengan kode saham KOKA, perusahaan ini menjadi emiten ke-72 yang mencatatkan sahamnya ditahun 2023.
“Kami akan fokus memperluas pasar, bukan hanya pangsa pasar China, juga di pangsa pasar Indonesia. Kami juga akan melakukan ekspansi investasi di material tiang pancang,” kata Michael Albert, Direktur Keuangan KOKA di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (11/10).
Jumlah saham yang dilepasdalam penawaran umum perdana ssebanyak 715,33 jutasaham baru,mewakili 25%modal disetor dan ditempatkan perseroan ini, dengan harga Rp 128 per saham.Berdasarkan data BEI, total pesanan saham KOKA mencapai 14,96miliar saham dari rencana 715,33 juta saham.Saham KOKA tercatat mengalamikelebihan permintaan134,24 kalidari porsi penjatahan terpusat (pooling) saham yang ditawarkan kepadamasyarakat.
KOKA adalah perusahaan kontraktor yang berdiri di tahun 2011.Selama lebih dari 10 tahun, perseroan inimengerjakan lebihdari 100 proyek di Indonesia. KOKAmemiliki target pasar tersendiri yakni perusahaanChina yang ada berinvestasi di Indonesia.
Sejumlah kliennya adalah industri pendukunghilirisasi nikel dan baterai kendaraan listrik hingga perusahaan smartphone seperti PT BrightMobile Technology (OPPO), SGMW Wuling Indonesia, DFSK, VIVO Indonesia, CNEC, PT QMBNew Energy Materials, PT Huachin Aluminium Indonesia, PT Kinxiang New EnergyTechnologies Indonesia, dan PT Chengtok Lithium Indonesia.
Gao Jing, warga negara China, merupakanpemegang saham pengendali sekaligus Direktur Utama. "Kamimemiliki beberapa keunggulan salah satunya adalah tergabung dalamChina-Indonesia Trade Association, sehingga memiliki jaringan yang kuat denganpara perusahaan-perusahaan asing yang berpotensi menjadi klien," terang Gao.
Hingga akhir tahun 2023, PT Koka Indonesia Tbk (KOKA) diproyeksi memegang kontraksenilai Rp 200 miliar.KOKAoptimistis hingga akhir tahun 2023 mampu mencatatkan pertumbuhanpendapatan 40% dari tahun lalu.
Sumber: kontan.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar