Kamis, 13 September 2018

Politik K-pop Jokowi vs Sandi, Kaum Milenial Diperebutkan

PT BESTPROFIT - Kaum milenial sedang menjadi target politik lewat gimmick-gimmick budaya populer dewasa ini. K-pop menjadi umpannya. 

Begitulah amatan dari Direktur Youth Study Center Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, Najib Azca, saat berbincang dengan detikcom via telepon, Rabu (12/9/2018). BESTPROFIT


"Kaum milenial menjadi objek politik, sangat diperebutkan, dan itu (K-pop) adalah salah satu strategi," kata Najib. BEST PROFIT

Kaum milenial biasa dimaknai sebagai golongan orang-orang kelahiran 1980-an hingga awal 2000-an, alias kaum muda yang tumbuh di alaf ketiga ini. Dia menyarankan agar kaum muda selalu membuka mata sehingga tak diombang-ambingkan oleh dinamika politik semata. Soalnya, kaum muda sebelumnya sering diasosiasikan sebagai kaum yang apolitis, tak tertarik dengan isu-isu perebutan kekuasaan, dan cenderung lebih tergerak oleh sosok-sosok idola dunia hiburan populer.

"Anak muda tidak hanya menjadi objek kebijakan politik, tapi harus jadi subjek. Kesempatan pemuda untuk menjadi subjek pada 2019. kalau mereka tak peduli politik, apatis, maka mereka justru menjadi bagian dari kebijakan yang akhirnya meminggirkan aspirasi anak-anak muda," tutur Najib.

Sebelumnya, Super Junior (Suju), boyband Korea Selatan yang digandrungi kawula muda Tanah Air menjadi pusat pembicaraan Jokowi dan Sandiaga Uno. Sebagaimana diketahui, Jokowi merupakan kandidat capres petahana dan Sandiaga merupakan cawapres pendamping Prabowo Subianto. Salah satu personel Suju, Siwon, mengunggah foto pertemuan dengan Jokowi di Instagram. Siwon mengatakan sangat terinspirasi oleh Jokowi. Jokowi membalasnya dengan menyampaikan terima kasih via akun Instagramnya. 

Sandi tak mau kalah. Dia menceritakan kunjungannya ke Seoul Korsel pada 2006 bersama SBY, saati itu industri musik K-Pop belum mendunia. Bahkan, Sandi beberapa waktu lalu sempat mengunggah foto di Instagram. Dia merasa gayanya mirip dengan Siwon. 

"Para politisi berlomba-lomba menarik perhatian para milenial dengan cara mencitrakan dirinya dekat atau diterima tokoh-tokoh yang diidolakan para milenial, salah satunya ya Suju ini, sebagai sosok yang populer di kalangan generasi milenial," kata Najib berkomentar.

Kaum muda dilihatnya cenderung menyukai hal-hal yang dekat dengan imajinasi mereka. Sosok yang dekat dengan idola mereka tentulah lebih mereka pilih ketimbang sosok yang berjarak dengan idola mereka. "Ada hubungan asosiatif antara idola milenial dengan pilihan politik," kata Najib.

Meski begitu, efektif atau tidaknya strategi politik K-pop ini belum bisa langsung dibuktikan. Yang jelas, upaya mendekati kaum milenial tak hanya lewat K-pop saja, namun objek sasarannya tetap tak beranjak. 

"Ini memang strategi. Misalnya Jokowi pakai motor custom, pakai sneakers, itu adalah cara dia membawakan diri supaya tercitra, 'Wah, asyik nih orangnya, gaul, tidak jauh dari anak muda.' Sandiaga tentu lebih natural lagi karena memang umurnya lebih muda. Pak Prabowo lebih kaku, pakai kemeja safari bersaku empat, itu sesuatu yang agak jauh dari anak muda dan bisa dianggap aneh," tilik Najib.

Sumber : Detik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar