Kamis, 08 Agustus 2019

Munarman Balas Dubes RI Soal 'Habib Rizieq Serobot Doa untuk Mbah Moen'


Sekum Front Pembela Islam (FPI) Munarman membalas pernyataan Dubes Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel yang menyebut Habib Rizieq Syihab melakukan penyerobotan doa saat pemakaman KH Maimun Zubair atau Mbah Moen. Munarman menyinggung soal ciri-ciri penyakit hati. BEST PROFIT

"Manusia kalau hatinya sudah ada penyakit hasud, hasad, iri dan dengki maka pasti susah melihat orang berbuat kebaikan atau mendapat kebaikan dan senang melihat orang mendapat kesusahan. Ini ciri-ciri manusia yang di dalam hatinya ada penyakit," kata Munarman kepada wartawan, Kamis (8/8/2019). 

Tanggapan atas pernyataan Agus Maftuh juga disampaikan Pengurus DPP FPI Slamet Ma'rif. Menurut Slamet, awalnya jenazah Mbah Moen disalatkan berkali-kali di kantor Daker Mekah. Habib Muhammad bin Idrus Alhaddad dan KH Anwar Manshur (Lirboyo) menjadi imam dalam salat tersebut. BESTPROFIT

"Kemudian disalati lagi di Masjidil Haram. Lalu disalati lagi di Ma'la saat baru masuk di-Imami oleh Sayyid Ashim bin Alwi bin Abbas al-Maliki," kata Slamet secara terpisah.

Setelah disalatkan, jenazah Mbah Moen kemudian dimakamkan di Al Ma'la. Slamet menyebut Habib Hanif Alathos memimpin talkin mayyit fil qobr. 

"Dilanjutkan Habib Rizieq pimpin doa dan mengajak jemaah bersaksi bahwa Mbah Moen min ahlil khair," ujar Slamet. 

Slamet menegaskan proses pembacaan talkin dan doa itu disaksikan langsung Menag Lukman Hakim Saifuddin dan Dubes Agus Maftuh. Dia menyesalkan pihak-pihak yang memelintir informasi mengenai hal tersebut. PT BESTPROFIT

"Semua yang di tempat menyaksikan, termasuk menteri agama dan dubes lihat langsung, dan semua lengkap videonya tapi orang-orang liberal mau melintir-melintir dan tak terima. kasihan kalau kebencian sudah mendarah daging," ujar dia.

"Mudah-mudah Allah jaga hati kita dari fitnah, Allah berikan kita husnulkhatimah dan kita tidak diharamkan dari keberkahan kaum solihin," sambung dia. 

Sebelumnya diberitakan, Dubes RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel menceritakan kronologi pemakaman Mbah Moen. Dia juga menyampaikan ada peristiwa tak etis yang terjadi yaitu pembacaan talkin dan pembacaan doa.

Dia mengatakan proses pemakaman Mbah Moen memang dipadati pelayat. Salah seorang yang hadir dalam kerumunan pelayat itu, kata Agus Maftuh, adalah Habib Rizieq. Namun Imam Besar FPI itu disebut Agus Maftuh berada di lubang makam yang salah.

"Saya lihat MRS (Muhammad Rizieq Shihab) memang hadir sejak awal dan berkerumun di lubang yang salah. Saya tahu nomer lubang karena yang mengurus di Provinsi Mekah adalah tokoh NU Saudi yaitu, KH Dr Fahmi, Dr Fahmi lah yang menemui pejabat provinsi Mekah dan dipastikan Mbah Moen dimakamkan di posisi yang sangat strategis di kompleks Ma'la," tutur Agus Maftuh kepada wartawan, Rabu (7/8). 

Agus mengaku menggotong langsung jenazah Mbah Moen bersama dua santri Mbah Moen bernama Muhlisin dan KH Syarif Rahmat. Saat jenazah hendak diturunkan ke liang lahat, banyak jemaah yang berebut untuk menyentuh keranda.

Dia mengatakan pembacaan talkin tidak etis dan terlalu berani karena dalam tradisi Nahdlatul Ulama (NU), ulama besar yang wafat jarang ditalkin. Dan kalaupun ditalkin maka dilakukan oleh kiai yang selevel. BESTPROFIT FUTURES

Sementara soal pembacaan doa oleh Habib Rizieq, Agus Maftuh menilai hal itu sebagai penyerobotan karena tidak ada koordinasi. Selain itu, dia menilai yang dilakukan Habib Rizieq tidak sesuai dengan adat pesantren.

"Selanjutnya tanpa aba-aba, Habib MRS membacakan doa dengan suara keras di tengah kerumunan jemaah. Setelah itu baru saya bisa masuk ke kerumunan bersama Bapak Menteri Agama dan kemudian kita berdoa bersama-sama untuk Mbah Moen dan Pak Menag berpesan kepada kita untuk selalu meneladani Mbah Moen," ujarnya. 

Agus menyesalkan Habib Rizieq yang tanpa koordinasi membacakan doa di pemakaman Mbah Moen. Menurut Agus, tindakan tersebut sangat tidak etis.

"Ini yang saya sebut sebagai 'ketidak-etisan'. Meski saya muda saya ini jadi Bapak seluruh WNI yang ada di Arab Saudi dan saya sebagai shohibul bait (yang punya hajat). Saya heran ada orang tanpa koordinasi dengan shohibul bait memposisikan diri sebagai pembaca doa," ujar dia. 

"Dalam tradisi NU, ulama kalau disuruh berdoa masih memakai budaya ewuh-pekewuh, yang senior biasanya yang didorong untuk berdoa dan kiai-kiai yang junior mendampingi. Lha ini kok ada yang main serobot doa tanpa izin shahibul bait yang punya tanggungjawab mulai proses perizinan sampai pemakaman seorang yang sangat dihormati oleh Umat Islam di Indonesia khususnya Nahdlatul Ulama. Ini tak etis dan tidak dikenal dalam tradisi pesantren," bebernya.

Sumber : Detik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar